Selasa, 08 September 2009

Apa itu Kalam ?





Kalam ialah lafazh yang tersusun dan bermakna lengkap. Maksudnya, kalam menurut
istilah ahli ilmu Nahwu ialah harus memenuhi empat syarat, yaitu :



  • Lafazh, yaitu :

    Ucapan yang mengadung sebagian hurruf hijaiyah. Contoh:

    (kitab),

    (majelis atau tempat pertemuan),

    (pena),
    (masjid),
    dan sebagainya. Jadi suara ayam, bedug, kaleng, petir, mesin dan sebagainya
    tidak termasuk lafazh.

  • Murakkab (tersusun), yaitu :

    Ucapan yang tersusun atas dua kalimah atau lebih. Contoh :
    (Zaid
    berdiri),
    (Allah
    Mahabesar),
    (Mahasuci
    Allah). Jadi, kalau satu kalimah saja, bukan temasuk murakkab. Yang dimaksud
    dengan "kalimah" disini ialah sepatah kata.

  • Mufid (bermakna), yaitu :

    Ungkapan berfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga pendengarnya
    merasa puas. Contoh :

    (Zaid berdiri) atau

    (berdiri) saja, sebagai jawaban dari pertanyaan dari pertanyaan :
    (bagaimanakah
    keadaaan Zaid),

    (sakit), sebagai jawaban dari pertanyaan :

    (bagaimana Zaid). Jadi, perkataan yang janggal didengar karena tidak dapat
    dipahaminya, tidak termasuk mufid, misalnya :
    (apabila Zaid berdiri).

    (apabila ayahku datang). Tanpa dilengkapi kalimat lainnya. Kalau perkataan
    itu ingin sempurna, maka harus ada tambahannya, seperti :

    = Apabila Zaid berdiri , aku pun berdiri.

    = Apabila ayahku datang, maka akan kuhormati dia.

  • 4. Wadha', yaitu :

    Menjadikan lafazh agar menunjukkan suatu makna (pengertian). Dan
    pembicaraannya disengaja serta dengan menggunakan bahasa Arab, sebab ilmu
    Nahwu ini membahas kaidah bahasa Arab. Jadi, pembicaraan orang yang mengigau
    walaupun berbahasa Arab atau bukan, tidak termasuk wadha' menurut ahli
    Nahwu.


  • Kata nazhim (penyiar) :

    Kalau menurut mereka (ahli Nahwu) ialah suatu lafazh yang digunakan untuk
    menunjukkan makna yang bersifat musnad (susunan). Sedangkan kalimah
    adalah suatu lafazh yang di gunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat mufrad
    (tunggal). Pembagian Kalam

    Kalam terbagi menjadi tiga, yaitu : isim, fi'il dan huruf yang memiliki makna.



  • 1. Isim, yaitu

    Kalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan
    pengertian zaman. (Dengan kala lain, isim kata benda).

    Contoh :

    = Zaid (nama orang);
    =
    kitab atau buku;
    =
    saya atau aku;

    = kita atau kami Dan seterusnya.




  • 2. Fi'il, ialah :

    Kalimah (kata)yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian
    zaman. (Dengan kata lain, fi'il ialah kata kerja).

    Contoh :

    = sudah menulis;
    =
    dia akan atau sedang menulis;

    = tulislah!

    = dia akan atau sedang makan;
    =
    sudah makan; Dan sebagainya.


    Masa itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :




  • Masa yang telah lalu (madhi);

  • Masa sekarang atau yang sedang belangsung (ha);

  • Masa yang akan datang (mustagbal).



  • Huruf, ialah :

    Kalimah (kata) yang menunjukkan makna apabila di gabungkan dengan kalimah
    lainnya. Maksudnya: kalimah (kata) yang dapat menunjukkan makna apabila
    dirangkaikan dengan kalimah yang lainnya, tidak dapat berdiri sendiri.
    Dengan kata lain huruf adalah kata depan. Contoh:

    = dari;

    = ke;

    = bagaimana?

    = tidak; dan seterusnya. Semua itu mempunyai makna yang pasti bial
    dirangkaikan dengan kalimah lainnya, seperti dalam contoh :

    = saya telah pergi dari pondok ke masjid

    = apakah engkau sudah salat ?

    = di mana rumahmu? Dan sebagainya.


  • Kata nazhim (penyair) :

    Kalimah itu terbagi menjadi isim, fi'il dan huruf; ketiga-tiganya ini disebut
    kalim.


    Tanda-tanda Isim

    Isim itu dapat diketahui dengan melalui khafadh (huruf akhirnya di-jar-kan),
    tanwin, kemasukan alif-lam dan huruf khafadh.


    Huruf khafadh

    Huruf khafadh ialah : min (dari);ilaa (ke); 'an (dari); 'alaa (kepada); fii
    (pada/dalam); rubba (sedikit sekali atau banyak sekali); ba (dengan); kaf
    (seperti); lam (untuk); dan huruf qasam atau sumpah.


    Huruf Qasam atau sumpah



  • Huruf akhirnya seign di-jar-kan, contoh :


  • Ber-tanwin, contoh :


  • Kemasukan (bersisipan) huruf jar, contoh :

  • min, seperti : i
    = aku telah berjalan dari Mesir ke Mekah

  • 'an, seperti :

    = aku telah menanyakan tentang Mahumud

  • 'alaa, seperti :

    = aku telah menunggang kuda

  • fii, seperti :

    = air itu berada dalam kendi

  • fubba, seperti :

    = banyak sekali atau sedikit sekali lelaki saleh di dalam masjid

  • ba, seperti :

    = aku telah menulis dengan pena

  • kaf, seperti :

    = Zaid itu bagaikan bulan purnama

  • lam, seperti :

    = demi Allah


  • Kata nazhim (penyair)

    Tanda isim itu dapat diketahui dengan melalui tanwin, khafadh, huruf khafadh
    dan dengan melalui lam-alif.


    Tanda-tanda Fi'il

    Fi'il itu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, saufa dan ta
    ta-nits yang di-sukun-kan. Maksudnya : Fi'il dpat dibedakan dari isim, dan
    huruf, yaitu dengan masuknya:

  • Qad, contoh :

    = sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Al Mu-minum :1)

    = kadang-kadang Zaid berdiri.

  • Sin, contoh :

    = orang-orang yang kurang akalnya akan mengatakan ...(Al Baqarah :1-2)
    3. Saufa,

    contoh :

    = kamu sekalian kelak akan mengetahui. (Al Takatsur: 4)






  • Ta ta-nits yang disukukan, contoh:

    = Halimah telah datang.

    = Hindun telah berdiri. Atau boleh juga seperti contoh di bawah ini:

    = sesungguhnya telah berdiri salat

    = matahari telah terbit. Perlu diketahui bahwa tanda fi'il dengan huruf qad
    itu bisa masik kepada fi'il madhi artinya tahqiq, (sesungguhnya atau untuk
    menyatakan sesuatu) dan bisa juga masuk kepada fi'il mudhari'; artinya
    kadang-kadang. Lafazh saufa dan sin khusus untuk fi'il mudhari' zaman
    mustaqbal (masa akan datang). Ada pun fungsinya ialah, saufa untuk
    menyatakan masa yang akan datang (lil ba'iid); sedangkan sin untuk
    menyatakan masa yang akan datang (lil qariib).

    Kata nazhim

    Tandafi'il itu dapat diketahui dengan melalui huruf qad, sin, dan ta ta-nits
    yang di-sukun-kan. Juga dengan huruf ta (dhamir marfu') pada lafazh fa'alta
    secara mutlak, seperti dalam contoh :

    (engkau telah datang kepadaku); nun (tauid) pada lafazh :

    (kerjakanlah sungguh-sungguh); dan ya (muannats mukhathabah) pada lafazh :

    (kerjakanlah olehmu).


    Tanda Huruf

    Huruf itu ialah lafazh yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda
    fi'il. Maksudnya : huruf itu ialah lafazh yang tidak disisipi tanda isim
    atau tanda fi'il. Contohnya ialah seperti huruf khafadh, yaitu min, ilaa,
    'an, 'alaa, dan sebagainya. Juga seperti huruf istifham :

    dan
    .
    Lafazh-lafazh itu disebut huruf, sebab selalu tidak di-tanwin-i atau
    disisipi alif-lam, qad, ta ta-nits yang di-sukun-kan dan sebagainya.


    Kata nazhim :

    Huruf itu selamanya tidak layak diberi tanda, yaitu tiada menerima alamat
    (tanda)

  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar