Isim-isimya yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu: maf'ul
bih, mashdar, zharaf zaman, zharaf makân, hâl, tamyiz, mustatsna, isim lâ,
munâda, khabar kâna dan saudara-saudaranya, isim inna dan saudara-saudaranya,
dua maf'ul, yaitu zhanna dan saudara-saudaranya, maf'ul min ajlih, maf'ul ma'ah,
dan lafazh yang mengikuti kepada lafazh yang di-nashab-kan, yaitu ada empat
macam: na'at, 'athat; taukid dan badal.
Isim yang di-nashab-kan ada 15 macam, yaitu:
= aku telah membaca al-Qur'an. Lafazh
fi'il dan fa'il, sedangkan lafazh
berkedudukan sebagai maf'ul bih, di-nashab-kan, tanda
nashab-nya fathah, karena isim mufrad;
pada perkataan:
= aku telah menolong Zaid dengan sebenar-benarnya;
pada perkataan:
= pada hari ini aku telah berpuasa;
pada perkataan:
= aku telah duduk di hadapan Zaid;
pada perkataan:
= Zaid telah datang dengan berkendaraan;
pada perkataan:
= aku telah membeli dua puluh kitab;
pada perkataan:
= kaum itu telah datang, kecuali Zaid;
pada perkataan:
= tidak ada pelayan Zaid yang hadir;
pada perkataan:
= wahai saudara Zaid;
pada perkataan:
= adalah Zaid seorang qari atau pembaca Qur'an;
pada perkataan:
= sesungguhnya Zaid seorang qari;
seperti lafazh
pada perkataan:
= aku telah menduga Zaid berdiri;
pada perkataan:
= Zaid telah datang sebagai penghormatan bagi 'Amr;
pada perkataan:
= pemimpin beserta bala tentaranya telah datang; dan
ada empat macam: na'at, taukid, 'athaf dan
badal.
Kata nazhim:
Tiga macam diantara isim-isim yang telah disebutkan tadi
(khabar kâna, isim inna, dan maf'ul zhanna) di-nashab-kan. Berikut ini
adalah yang sepuluhnya lagi.
Semuanya akan disebutkan secara berurutan. Yang pertama
dijelaskan ialah maf'ul bih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar