Senin, 07 September 2009

Kemulyaan Kebaikan

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Semakin kita mendekat dan memahami kemuliaan tuntunan Sang Nabi saw akan semakin indah hari – hari kita. Dan Allah Swt menjadikan pada setiap perbuatan baik kemuliaannya. Allah jadikan kemuliaan di dunia dan di akhirat. Dan semakin seseorang itu berbuat baik kepada makhluknya Allah maka semakin ia dimuliakan di dunia dan akhirat. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika orang yang banyak membantu kepada saudara muslimnya, saudara – saudaranya maupun ia dari kelompok muslim ataupun diluar Islam bahkan hewan. Berbuat baik kepada semua yang hidup dari makhluknya Allah, ada pahalanya.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang sampai kepada Allah kehabisan amal pahala. Ia banyak berbuat pahala tapi banyak juga berbuat dosa maka ketika ia sudah diperintahkan masuk kedalam neraka karena amalnya sedikit, habis tergadaikan oleh dosa – dosanya. Allah ditanya oleh hamba itu “Rabbiy, aku dimasa hidupku banyak membantu orang yang susah”. wahai Allah aku dulu sering membantu orang yang susah sedangkan Kau lebih berhak untuk membantu dan melimpahkan kemudahan atas kesusahan. Maka sekarang shadaqahlah padaku, maka Allah berkata “beri kemudahan kepada hamba-Ku karena ia sering membantu orang yang susah”. Demikian Allah menghargai perbuatan baik itu, padahal perbuatan baik itu sudah dicatat dalam pahala, padahal pahalanya sudah tergadai oleh dosa. Namun sifat baik tidak dilupakan oleh Allah Swt. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari, ketika seorang yang menjebak seekor kucing dalam sebuah kamar, tidak diberi makan dan minum sampai mati kehausan dan lapar. Allah masukkan ia ke dalam neraka. Allah tidak mengasihani hamba yang sulit mengasihani makhluk-Nya. Semakin besar seseorang mengasihani makhluk-Nya walaupun hewan maka Allah Swt mengasihaninya. Baca Selengkapnya...

Menahan Marah

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Mrah itu bara api maka siapa yang merasakan demikian, jika ia sedang berdiri makan hendaklah duduk, bila ia sedang duduk hendaklah bersandar (berbaring).”

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Awaslah kamu dari marah-marah, kerana marah itu bererti menyalakan api dalam kalbu anak Adam, tidakkah kamu melihat seseorang yang marah itu merah matanya dan tegang urat-uarat lehernya, kerana itu bila seseorang merasakan yang demikian hendaklah berbaring dan meletakkan badannya ditanah.”

Sesungguhnya ada diantara kamu orang yang lekas marah tetapi juga lekas reda, maka ini seimbang dan ada yang lambat marah dan lambat sembuh (reda), ini juga seimbang, dan sebaik-baik kamu lambat marah dan cepat re;a. dan sejahat-jahat kamu yang cepat marah dan lambat sembuhnya.”

Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Siapa yang dapat menahan marah padahal ia dapat (kuasa) untuk memuaskan marahnya itu, tetapi tidak dipuaskan bahkan tetap ditahan/disabarkan, maka Allah s.w.t. mengisi hatinya dengan keridhoan pada hari kiamat.” Baca Selengkapnya...

Keikhlasan

Alfaqieh Abul-Laits berkata: “Telah menerangkan kepada kami Muhammad bin Alfadhel bin Ahnaf berkata: “Telah menerang kepada kami Muhammad bin Ja’far Alkaraabisi ia berkata : “Telah menerang kepada kami Ibrahim bin Yusuf ia berkata: “telah menerang kepada kami Ismail bin Ja’far, dari Amr Maula Almuththalib dari Ashim dan Muhammad bin Labied berkata: Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: “Yang sangat saya kuatirkan atas kamu ialah syirik yang terkecil.” Sahabat bertanya: “Ya Rasullullah, apakah syirik yang kecil itu?” Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: “Riyaa. Pada hari pembalasan kelak Allah s.w.t. berkata kepada mereka : “Pergilah kamu kepada orang-orang yang dahulu kamu beramal kerana mereka didunia, lihatlah disana kalau-kalau kamu mendapatkan kebaikan dari mereka.”

Riyaa ialah beramal untuk dilihat orang, dipuji dilihat orang, Abul Laits berkata: “Dikatakan pada mereka sedemikian itu kerana amal perbuatan mereka ketika didunia secara tipuan, maka dibalas demikian.”

Firman Allah s.w.t.: Yukhaa di’unnallah wahuwa khaa di’uhum.
Allah s.w.t. membalas cara tipuan mereka itu dan membatalkan semua amal perbuatan mereka itu, kerana kamu dahulu tidak beramal untukKu maka pembalasan amalmu itu tidak ada padaKu, sebab tiap amal yang tidak ikhlas kepada Allah s.w.t., maka tidak sampai kepadaNya, kerana itu tiap amal yang dikerjakan tidak kerana Allah s.w.t. dan kerana lainnya, maka Allah s.w.t. lepas tangan daripadanya.

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata, dari Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: “Allah s.w.t. telah berfirman: ‘ Akulah yang terkaya dari semua sekutu, Aku tidak berhajat kepada amal yang dipersekutukan yang lain-lain, maka siapa beramal lalu mempersekutukan kepada lain-lainKu, maka Aku lepas bebas dari amal itu.”Baca Selengkapnya...

Menahan Marah

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Mrah itu bara api maka siapa yang merasakan demikian, jika ia sedang berdiri makan hendaklah duduk, bila ia sedang duduk hendaklah bersandar (berbaring).”

Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhundri r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Awaslah kamu dari marah-marah, kerana marah itu bererti menyalakan api dalam kalbu anak Adam, tidakkah kamu melihat seseorang yang marah itu merah matanya dan tegang urat-uarat lehernya, kerana itu bila seseorang merasakan yang demikian hendaklah berbaring dan meletakkan badannya ditanah.”

Sesungguhnya ada diantara kamu orang yang lekas marah tetapi juga lekas reda, maka ini seimbang dan ada yang lambat marah dan lambat sembuh (reda), ini juga seimbang, dan sebaik-baik kamu lambat marah dan cepat re;a. dan sejahat-jahat kamu yang cepat marah dan lambat sembuhnya.”

Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Siapa yang dapat menahan marah padahal ia dapat (kuasa) untuk memuaskan marahnya itu, tetapi tidak dipuaskan bahkan tetap ditahan/disabarkan, maka Allah s.w.t. mengisi hatinya dengan keridhoan pada hari kiamat.”

Tercantum dalam Injil: “Hai anak Adam,ingatlah kepadaKu ketika kau marah, nescaya Aku ingat kepadamu diwaktu Aku marah (Yakni akan dirahmati oleh Allah s.w.t.) Dan relakan hatimu dengan pembelaanKu kepadamu, sebab pembelaanKu kepadamu lebih baik dari pembelaanmu terhadap dirimu sendiri.” Baca Selengkapnya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar