![]()
![]()
(Maful bih) ialah, isim manshub yang menjadi sasaran
perbuatan (objek).
Maksudnya: Maf'ul bih menurut istilah ahli Nahwu
ialah, isim manshub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku, seperti
dalam contoh:
![]()
= aku telah memukul Zaid.
Lafazh Zaid itu maf'ul bih, karena menjadi sasaran
perbuatan, yaitu memukul.
Contoh lainnya seperti:
=
aku telah menunggang kuda.
Lafazh kuda itu maf'ul bih, karena menjadi sasaran perbuatan, yaitu
menunggang.

Maf'ul bih itu terbagi dua bagian, yaitu maf'ul bih yang zhahir dan
maf'ul bih yang mudhmar. Adapun maf'ul bih yang zhahir telah dikemukakan
penjelasannya, sedangkan maf'ul bih yang mudhmar (dhamir) terbagi lagi
menjadi dua bagian, yaitu dhamir muttashil dan dhamir munfashil.
![]()
Yang dhamir muttashil ada dua belas macam, seperti dalam contoh
(berikut):
= dia (laki-laki) telah memukulku. Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir (tidak disebutkan), taqdir-nya
; huruf nun-nya lil wiqâyah, sedangkan huruf
ya-nya adalah ya mutakallim wahdah sebagai maf'ul bih;
= dia (laki-laki) telah memukul kami atau kita. Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir,
taqdir-nya
, dan huruf nâ-nya adalah dhamir mutakallim ma'al
ghair menjadi maf'ul bih;
= dia (laki-laki) telah memukulmu (laki-laki).
Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir, dan
huruf ka-nya adalah maf'ul bih.
= dia (laki-laki) telah memukulmu (perempuan). Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir,
sedangkan huruf ki-nya adalah maf'ul bih;
= dia (laki-laki) telah memukul kamu berdua (dua
orang laki-laki atau perempuan). Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir,
sedangkan maful bih-nya adalah lafazh kumâ;
dia (laki-laki) telah memukul kamu sekalian (para
laki-laki). Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir,
sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kum;
= dia (laki-laki) telah memukul kamu sekalian (para
wanita). Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir,
sedangkan maf'ul bih-nya adalah lafazh kunna;
= dia (laki-laki) telah memukulnya (laki-laki).
Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir, sedangkan huruf
hu-nya adalah maf'ul bih; dhamir muttashil
ditujukan untuk orang laki-laki yang ghaib;
= dia (laki-laki) telah memukulnya (perempuan).
Lafazh
fi'il madhi dan fa'il-nya mustatir (tidak
disebutkan), sedangkan huruf ha-nya adalah maf'ul bih;
dhamir muttashil ditujukan untuk seorang wanita ghaib;
= dia (laki-laki) telah memukul mereka berdua (dua
orang laki-laki atau perempuan). Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazh
humâ-nya berkedudukan sebagai maf'ul bih; dhamir muttashil
ditujukan untuk dua orang yang ghaib;
= dia (laki-laki) telah memukul mereka (para
laki-laki). Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazh
hum-nya berkedudukan sebagai maf'ul bih; isim dhamir
muttashil ditujukan untuk para laki-laki;
= dia (laki-laki) telah memukul mereka (para laki-laki).
Lafazh
fi'il madhi, fa'il-nya mustatir, sedangkan lafazh
hunna-nya adalah maf'ul bih-nya; isim dhamir muttashil
ditujukan untuk wanita-wanita yang ghaib.
![]()
Sedangkan yang dhamir munfashil pun ada dua belas macam, seperti dalam
contoh (berikut):
= kepadaku (ditujukan buat mutakallim sendirian);
= kepada kami (ditujukan kepada mutakallim berikut teman-temannya);
= kepadamu (ditujukan kepada seorang mukhathab);
= kepadamu (ditujukan kepada seorang mukhathabah);
= kepada kamu berdua (ditujukan kepada dua orang yang diajak
bicara, baik laki-laki ataupun perempuan);
= kepada kalian (ditujukan kepada para laki-laki);
= kepada kalian (ditujukan kepada para perempuan yang diajak
bicara);
= kepadanya (ditujukan kepada seorang laki-laki sebagai orang
ketiga);
= kepadanya (ditujukan kepada seorang perempuan sebagai orang
ketiga);
= kepadanya berdua (ditujukan kepada dua orang laki-laki atau
perempuan orang ketiga);
= kepada mereka (ditujukan kepada para laki-laki orang ketiga);
= kepada mereka (ditujukan kepada para wanita orang ketiga).
Kata nazhim:
![]()
Maf'ul bih itu ialah, isim yang di-nashab-kan yang menjadi sasaran
perbuatan, seperti dalam contoh:![]()
(Berwaspadalah kalian kepada orang yang mempunyai sifat tamak).
Lafazh![]()
berkedudukan sebagai fi'il amar; sedangkan lafazh![]()
menjadi maf'ul bih.
![]()
(Maf'ul bih itu) mencakup maf'ul bih isim zhahir dan maf'ul bih
isim dhamir. Adapun contoh bagi maf'ul bih isim zhahir telah
dikemukakan.
![]()
Selain maf'ul bih isim zhahir (yaitu maf'ul bih isim dhamir) terbagi
menjadi dua bagian lagi, yaitu berupa dhamir muttashil, seperti dalam
contoh:![]()
(dia telah datang kepadaku); dan![]()
(dia telah datang kepada kami). Dan berupa dhamir munfashil.
![]()
Contoh dhamir munfashil, yaitu![]()
(kepadaku), atau![]()
![]()
(kamu telah menghormat kepada kami).![]()
![]()
(muliakanlah/ hormatilah kepada orang yang menghormati kita).
![]()
Kiaskanlah dengan kedua isim dhamir munfashil ini (iyyâya dan
iyyânâ) setiap dhamir munfashil, dan kiaskanlah pula dengan kedua dhamir
muttashil yang sebelumnya tadi setiap isim dhamir muttashil.
Maksudnya: Lafazh![]()
dan![]()
adalah dhamir munfashil, sedangkan huruf na yang terdapat pada
lafazh![]()
adalah dhamir muttashil.
Contoh lainnya ialah:![]()
dan seterusnya.
![]()
Semua bagian dari kedua macam dhamir itu (muttashil dan munfashil)
telah tercakup dalam dua belas macam lafazh dhamir yang masing-masing
macamnya telah diungkapkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar